BUDAYA DI LUMAJANG
Kesenian Khas Lumajang (Jaran Kencak, Tari Topeng Kaliwungu, dan Tari Glipang Lumajang)
Lumajang sebagai daerah yang menyimpan beberapa peninggalan sejarah dari Kerajaan Lamajang tentunya
menyimpan sebuah kesenian yang menjadi khas dari Lumajang. Ada beberapa
kesenian yang dimiliki oleh Lumajang. Kesenian ini pula yang menemani
peristiwa dan cerita sejarah di Lumajang. Pada postingan kali ini saya
akan menampilkan 3 kesenian yang dimiliki oleh Lumajang, yaitu ada Jaran
Kencak, Tari Topeng Kaliwungu, dan Tari Glipang Lumajang.
Dibawah ini akan saya jabarkan mengenai kesenian yang sudah disebutkan di atas.
JARAN KENCAK
Jaran
Kencak adalah kesenian tradisional khas Lumajang. Konon kesenian ini lahir pada
masa Arya Wiraraja yang memerintah Kerajaan Lamajang (sekarang berada di Desa
Biting, Sukodono, Lumajang) yang wilayahnya meliputi Tapal Kuda dan Madura.
Diyakini,
orang yang pertama kali menciptakan kesenian ini bernama Klabisajeh, seorang
pertapa suci yang tinggal di lereng Gunung Lemongan. Berkat kesaktiannya
Klabisajeh bisa membuat kuda liar tunduk dan pandai menari sehingga jadilah Jaran
Kencak; Jaran artinya Kuda, Kencak artinya Menari. "Jadi Jaran kencak
pantas sebagai kesenian khas Lumajang," ujar A'ak Abdullah Al Kudus.
Pada
jamannya, kesenian ini adalah bentuk-bentuk ekspresi suka cita masyarakat dari
sebuah wilayah yang makmur sejahtera; gemah ripah loh jinawi. Ada juga yang
menyebutkan bahwa kesenian ini sebagai bentuk penghormatan kepada kuda
kesayangan Ranggalawe putra dari Arya Wiraraja yang bernama Nila Ambhara yang
terkenal sebagai kuda paling tangguh dan pintar pada jaman itu.
Sebagaimana
diketahui bersama bahwa baik Arya Wiraraja maupun Ranggalawe merupakan raja
yang sangat dicintai oleh rakyatnya. Akhirnya saat Lamajang diserah musuh,
kerajaan di Bima mengirimkan bantuan balatentaranya pasukan berkuda yang
dijelaskan dalam kronik cina. "Dalam catatan cina, Lamajang Wirabhumi
adalah yang makmur dan sejahtera, maju dalam bisang sosial, ekonomi dan
pembangunan," ujar Rida Fitrai, novelis Sejarah Lumajang.
TARI TOPENG KALIWUNGU
Tari Topeng Khas Kaliwungu, masih lestari sampai sekarang, orang yang
berpengaruh terhadap lahirnya tari Topeng di Kaliwungi adalah Alm. Senemo,
Seorang seniman asal kaliwungu yang hingga akhir khayatnya yang selalu
berkomitmen mengembangkan dan melestraikan tradisi seni budaya asli Lumajang.
beliau juga pernah mendapatkan penghargaan dari Gubenrnur Jawa Timur sebagai
seniman Jawa Timur.
Tari topeng Kaliwungu ini berangkat dari pertunjukan wayang topeng yang
ada di desa Kaliwungu Kabupaten Lumajang. Tarian topeng ini pada mulanya
sebagai bagian dari pertunjukan sandur di Lumajang, terutama ditampikan pada
bagian awal. Bagian dari penyajian yang umumnya digunakan untuk mengawali
pertunjukan tersebut diangkat sebagai tarian lepas dengan nema Topeng Kaliwungu
Gerakan Tarian ini menggambaran perpindahan Arya Wiraraja raja Kerajaan Lamajang
dari Sumenep ke Lamajang, gerakan yang tegas khas madura kemudian juga ada
gerakan-gerakan yang lembut khas jawa. Memang tidak mudah karena tari topeng
berkultur Madura yang diiringi dengan alat musik, kenong telok ini untuk bisa
bertahan lama. Selain sulitnya masyarakat Madura meninggalkan tradisi ini
tetapi di desa Kaliwungu Kecamatan Tempeh yang nota bene sebagian besar tinggal
suku Madura, seni Tari Topeng Khas Kaliwungu sampai kini masih dipertahankan
dan dilestarikan.
TARI
GLIPANG LUMAJANG
Ketipung Lanang, Ketipung Wedok, Iringi Tari Glipang
Kesenian Glipang menjadi tradisi turun temurun. Konon, tarian ada sejak masa
penjajahan Belanda di Indonesia.
Meskipun dibawah tekanan dan penjajahan, masyarakat
masih bisa menghibur diri dengan permainan alat musik sederhana untuk
mengiringi gerak gertk penarinya. Biasanya, tarian Glipang yang diyakini
berasal dari Lumajang ini, biasanya dimainkan 5 penari laki laki. Mereka
melakukan gerakan perpaduan pencak silat dan gerak sholawat yang biasanya
diiringi dengan Jidor (alat musik yang digunakan di mushola).
Dengan perpaduan alat musik lainnya, seperti
terbangan, ketipung lanang, ketipung wedok, para penari tampil enerjik
menyesuaikan dengan iringan musiknya. Sedangkan Syair lagunya di ambil dari
surat berjanjen dan selain untuk hiburan, tarian Glipang digunakan untuk sarana
penyebaran agama Islam
Di Lumajang, tarian Glipang masih cukup diminati
masyarakat. Bahkan, sejumlah kelompok sendra tari, masih tetap melestarikan kesenian
Glipang ini.
Mereka tidak hanya mengajarkan ke para siswanya,
tetapi sering pula diundang sekolah – sekolah untuk memperkenalkan Glipang
kepada kalangan pelajar Hanya saja, harus diakui eksistensi Tari Glipang
sendiri perlu mendapat dukungan pemerintah, sehingga kesenian khas Glipang
Lumajang tidak sampai hilang ditelan bumi.
Syukur, kalau kemudian tarian ini menjadi materi
ekstrakurikuler yang diterapkan di sekolah-sekolah sehingga kedepan
kelestariannya tetap terjaga.
5 MAKANAN KHAS LUMAJANG
Pernahkah anda berkunjung ke lumajang? Di Lumajang ini dikenal dengan
sebutan kota Pisang dan memang pisang merupakan buah yang banyak
terdapat di Lumajang.
Berbagai macam jenis pisang banyak dijual di pasar, dengan anekaragam pisang di sana namun tentunya ada yang spesial lo yaitu pisang agung. Pisang agung yang merupakan pisang andalan Lumajang ini biasa dipanen dari perkebunan di Kecamatan Senduro. Mengenai makanan khas berikut adalah makanan khas lumajang yang terkenal :
Berbagai macam jenis pisang banyak dijual di pasar, dengan anekaragam pisang di sana namun tentunya ada yang spesial lo yaitu pisang agung. Pisang agung yang merupakan pisang andalan Lumajang ini biasa dipanen dari perkebunan di Kecamatan Senduro. Mengenai makanan khas berikut adalah makanan khas lumajang yang terkenal :
1. Pisang Agung
Pisang agung merupakan makanan khas lumajang yang popular, pisang yang dimaksud itu bukan sekedar pisang biasa lo Melainkan, Pisang Agung yang bentuk dan ukurannya memang seperti tanduk yanga bentuknya sangat panjang. Ukurannya bisa mencapai 2 atau 3 kali lebih panjang jika dibandingkan ukuran pisang biasa.
2. Lupis Lumajang
Lupis ini terbuat dari beras ketan yang kemudian direbus dalam waktu lama. Untuk pembuatannya mirip seperti lontong. Makanan ini ketika dimakan menimbulkan kesan kenyal-kenyal di lidah. Lupis biasanaya juga dipadukan dengan tambahan cenil, klepon dan apem.
3. Lontong Petis
Lontong petis ini merupakan makanan seperti lontong, ketupat, dan lepet, makanan khas lumajang yang berbentuk prisma ini biasanya dai sajikan dengan sayur daging ayam, telur, tahu, kentang diolah menjadi satu. untuk tambahanya yaitu petis.
4. Pecel Telo
Pecel telo khas lumajang jawa timur ini meru pakan makanan yang terbuat dari sayur-sayuran atau jantung pisang, semanggi, genjer, kacang panjang dan kecambah, yang kemudian diberi bumbu yang bahan bakunya dari ubi jalar.
5. Bledus Khas Lumajang
Bledus ini adalah makanan yang terbuat dari jagung pipil kering kemudian direndam semalaman, terakhir bledus ini direbus dalam waktu yang lama,. biasanya dalam penyajianya dengan ditabur kelapa parut.
Sumber
CIRI KHAS LUMAJANG
Gunung Semeru
Gunung Semeru, adalah sebuah gunung berapi
tertinggi di Jawa Timur dan kedua tertinggi se Jawa, tepatnya terletak
di Kabupaten Lumajang. Gunung Semeru memiliki ketinggian 3,676 meter di
atas permukaan laut dan juga dikenal sebagai Mahameru atau Gunung Agung. Nama Semeru berasal dari mitos Hindu-Buddha, yaitu gunung Meru atau Semeru, yang merupakan tempat tinggal para dewa.
Gunung Semeru merupakan gunung berapi yang masih sangat aktif dan
setiap lebih kurang 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan abu vulkanik
berwarna hitam dan pasir. Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah
CLIGNET (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah
barat daya lewat Widodaren, selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli
botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayet-ayek, gunung
Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng
utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara
melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.
Flora yang hidup di Semeru bervariasi, namun sebagian besar
didominasi oleh pohon pinus, akasia dan jamuju. Ada juga anggrek
Edelweis dan endemik yang dapat ditemukan disekitar puncak Semeru. Sementara, ada juga beberapa fauna yang dapat ditemukan seperti, macan, monyet daun, musang, rusa, tikus hutan dan banyak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar